• judi

    Sukses dan Berkah, Ini 8 Cara Berdagang dalam Islam


    Dalam agama Islam berdagang merupakan salah satu pekerjaan yang mulia. Berdagang sangat dianjurkan untuk memperoleh keberkahan, keuntungan yang halal, serta menghindari kemiskinan.

    Meskipun begitu perlu kita ketahui bahwasannya berdagang dalam Islam harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar, sesuai dengan syariat Islam yang berlaku.

    Sobat BFI, sudahkah Anda tahu cara berdagang dalam Islam yang baik dan benar? Jika belum, yuk, mari kita simak selengkapnya di uraian berikut ini.

    1. 8 Cara Berdagang dalam Islam

    Ada 8 cara berdagang dalam Islam yang sebaiknya kita ketahui agar usaha yang kita tekuni senantiasa diberi keberkahan oleh Allah SWT.

    1.1. Niatkan Karena Allah

    Selain niat untuk mencari rezeki, pastikan niat berdagang dalam Islam yang Anda miliki semata-mata karena Allah SWT. 

    Dengan diniatkan karena Allah, kita akan senantiasa terhindar dari keserakahan dan hal buruk lainnya. Selain itu, berdagang dengan niat karena Allah dapat menjadikan segala bentuk transaksi yang ada menjadi amal ibadah dan mendapat ridha-Nya.

    1.2. Tanamkan Sifat Jujur

    Usahakan untuk selalu bersikap jujur dan transparan saat berdagang. Berdagang dalam Islam harus dilakukan secara jujur dan menghindari praktik-praktik yang tidak semestinya dilakukan. 

    Jujur merupakan salah satu sifat Nabi Muhammad yakni ‘Shiddiq’. Salah satu perilaku jujur dalam berdagang adalah dengan tidak melebihkan hasil timbangan yang ada serta tidak berbohong atas kondisi barang yang dijual.

    1.3. Jual Barang Halal dengan Kualitas Baik

    Sesuai dengan prinsip hukum Islam, hindari segala bentuk transaksi yang diharamkan seperti riba, judi, dan sebagainya. Pastikan untuk tidak menjual barang cacat atau rusak. Sebaliknya, jual lah barang berkualitas agar pembeli merasa senang dan Anda pun diuntungkan dari setiap transaksi yang ada.

     

    Baca Juga: Tips Usaha Rumahan Sukses Bagi Usaha Pemula

     

    1.4. Ambil Keuntungan Sewajarnya

    Sudah bukan rahasia umum lagi jika salah satu tujuan berjualan adalah untuk mendulang keuntungan. Meskipun demikian, ambilah keuntungan yang ada secara wajar agar hasil jualan Anda dapat menjadi berkah. 

    Cara mengambil keuntungan yang bijak adalah dengan memperhitungkan biaya dari segi produksi, bahan baku, pemasaran, dan lain sebagainya. Dengan Anda mengambil keuntungan yang wajar, pembeli juga akan merasa puas untuk berbelanja di Anda. 

    1.5. Bersikap Ramah dan Sopan Kepada Pembeli

    Cara berdagang dalam Islam berikutnya yaitu dengan mengedepankan pelayanan yang baik seperti bersikap ramah dan sopan terhadap para pembeli. Salah satu contohnya yakni dengan tidak membeda-bedakan pembeli berdasarkan gender, status sosial, ataupun jumlah barang yang dibeli. Usahakan untuk tetap memberikan pelayanan yang baik dan sama.

    Di sisi lain, pelayanan yang ramah dan sopan dapat membuat pembeli merasa nyaman dan puas untuk membeli di tempat Anda. Sikap ramah dan sopan turut membuat pelanggan merasa dihargai.

    1.6. Bersaing Secara Sehat

    Dalam berdagang persaingan adalah sesuatu yang sangat wajar. Adapun demikian, pastikan untuk bersaing secara sehat. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk bersaing secara sehat adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik, menjual barang berkualitas dengan harga yang bersaing, dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Singkatnya, kedepankan pelayanan dan kualitas.

     

    Baca Juga: 13 Ide Usaha Modal 20 Juta Paling Menguntungkan, Pasti Cuan!

     

    1.7. Gunakan Strategi Pemasaran

    Berdagang sudah seyogyanya dibarengi dengan penggunaan strategi pemasaran untuk menyasar lebih banyak pelanggan sesuai target pasar yang sudah ditetapkan.

    Selain itu, berpikirlah secara kreatif dan inovatif untuk menyesuaikan pemasaran yang ada dengan perkembangan zaman masa kini. Jika sudah begini, bukan tidak mungkin usaha yang Anda miliki mampu berjalan dengan baik.

     

    Baca Juga: Strategi Pemasaran Produk : Alasan dan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

     

    1.8. Terus Berusaha, Pantang Menyerah

    Allah SWT senantiasa memerintahkan kita untuk tidak mudah berputus asa dan senantiasa berikhtiar dalam setiap langkahnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an, “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87).

    Oleh karenanya, teruslah berusaha dan jangan mudah menyerah terhadap berbagai rintangan yang ada di hadapan kita, karena sesungguhnya Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya.

     

    Baca Juga: 23 Peluang Bisnis Paling Menjanjikan di Tahun 2023

     

    2. 5 Manfaat Berdagang dalam Islam

    Selain memperoleh keuntungan berupa harta yang bisa dimanfaatkan untuk melangsungkan kehidupan dan berbagai dengan sesama, berdagang dalam Islam juga memiliki sederet manfaat lainnya antara lain sebagai berikut.

    cara berdagang dalam islam

    Image Source: Freepik/odua

    2.1. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi

    Dengan berdagang Anda dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, seperti memenuhi kebutuhan primer dan kebutuhan lainnya yang penting bagi keberlangsungan hidup Anda dan keluarga.

    2.2. Melatih Kemandirian

    Berdagang mampu melatih kemandirian seseorang. Pasalnya, Anda dituntut untuk menjadi pribadi yang serba bisa dan mampu memimpin usaha yang tengah Anda jalani. Termasuk di antaranya menerapkan berbagai strategi dan berinovasi agar usaha tersebut mampu bersaing dengan kompetitor di bidangnya.

    2.3. Memperluas Koneksi dan Menjalin Silaturahmi

    Berdagang memungkinkan kita untuk bertemu banyak orang dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang berbeda. Hal ini tentunya bisa menjadi sebuah kesempatan yang bagus untuk memperluas jangkauan usaha Anda dan belajar banyak hal dari orang lain. Semakin banyak orang yang Anda kenal maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang akan Anda dapatkan.

    2.4. Mengasah Kemampuan Berwirausaha

    Dengan berdagang Anda dapat menggali potensi dalam diri Anda, salah satunya yaitu kemampuan berwirausaha. Anda akan belajar bagaimana cara memanage suatu usaha agar dapat berjalan dengan baik. 

     

    Baca Juga: Wajib Coba, Ini dia 10 Ide Usaha Online Modal Kecil Untung Berlipat!

     

    2.5. Memperoleh Keberkahan

    Berdagang dalam Islam merupakan tindakan yang mulia dan positif untuk dilakukan, terutama jika diniatkan dengan baik. Seperti halnya dengan menjual barang dengan harga yang wajar, bersaing secara sehat, sampai dengan membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

    Islam mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan seluruh mahluk hidup di muka bumi, Tak ayal, dalam Islam memberikan kesempatan kerja kepada orang lain merupakan suatu amalan yang baik.

    Sobat BFI, itu tadi pembahasan terkait 8 cara berdagang dalam Islam yang bisa Anda ikuti. Butuh tambahan dana untuk berbagai keperluan? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance saja! Solusi pembiayaan syariah mulai dari pembelian mobil, pendidikan, renovasi rumah, hingga kebutuhan untuk pernikahan.

    Klik tautan di bawah ini untuk informasi selengkapnya!

    Informasi Pembiayaan Syariah: My Cars

    Pembiayaan mobil bekas sesuai prinsip syariah dengan menggunakan akad jual-beli tanpa wakalah.

    Informasi Pembiayaan Syariah: My Faedah

    Pembiayaan pembelian barang (multiguna) dengan jaminan BPKB Mobil, seperti bahan material bangunan, kebutuhan barang rumah tangga, dan barang lainnya yang memiliki manfaat untuk Anda.

    Informasi Pembiayaan Syariah: My Hajat

    Pembiayaan untuk kebutuhan multijasa dengan jaminan BPKB Mobil, seperti pembiayaan pernikahan, sewa rumah, sewa ruko, pembelian franchise, renovasi rumah dan lainnya.

    Informasi Pembiayaan Syariah: My Ta’lim

    Pembiayaan untuk pendidikan mulai dari pre school sampai kuliah serta kursus, kini dapat kami biayai dengan menggunakan jaminan BPKB Mobil.

    Informasi Pembiayaan Syariah: My BFI Share

    Pembiayaan Multiguna Syariah (Dana Tunai) dengan jaminan BPKB Mobil.

     

    Temukan informasi inspiratif lainnya hanya di BFI Blog!

  • judi

    5 Cara Mendidik Anak dalam Islam, Calon Orangtua Wajib Tahu!


    Kehadiran sang buah hati dalam keluarga merupakan karunia dari Allah SWT. Anak merupakan titipan yang harus dijaga sebaik mungkin, tanpa terkecuali dididik dengan baik agar kelak dapat menjadi anak yang berguna dan mampu mengamalkan ajaran agama.

    Di artikel kali ini Tim BFI Finance akan membahas mengenai cara mendidik anak dalam Islam yang dapat menjadi salah satu contoh bagi para orangtua maupun calon orangtua. Mari kita simak selengkapnya di sini.

    1. Pentingnya Mendidik Anak dalam Islam

    Sosok orangtua baik itu ayah maupun ibu sama-sama memiliki peranan yang penting bagi tumbuh kembang anak. Parenting yang dimulai sejak dini dapat membentuk akhlak yang baik pada anak-anak.

    Dalam agama Islam, ahlak yang baik merupakan salah satu tujuan yang penting dalam mendidik anak. Inilah mengapa Islam menekankan para orangtua untuk dapat mengajarkan nilai-nilai moral dan etika sedini mungkin.

    Selain itu, parenting yang dilakukan sejak dini dapat menumbuhkan kesadaran dalam beragama dengan mengajarkan pemahaman dasar terkait agama Islam dan praktik-praktiknya.

    Dalam Islam, mendidik anak sejak dini merupakan sebuah investasi yang baik untuk masa depan anak kelak. Melalui pembelajaran dan parenting yang sesuai, diharapkan nantinya sang anak dapat bertumbuh menjadi pribadi yang bertakwa, berakhlak baik, dan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan sekitar dan seluruh umat manusia.

    2. 5 Cara Mendidik Anak dalam Islam yang Perlu Diperhatikan Calon Orangtua

    Perilaku anak terbentuk karena berbagai faktor, salah satunya yakni faktor internal yang bersumber dari keluarga. Untuk menjadi seorang individu yang berkualitas dan mampu mengatasi berbagai tantangan saat dewasa, diperlukan parenting yang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik.

    Berikut ini adalah cara mendidik anak dalam Islam yang sudah seyogya para orangtua perlu memahami hal ini.

    cara mendidik anak dalam islam

    Image Source: Freepik.com

    2.1. Memberi Nama yang Baik

    Nama adalah identitas yang melekat pada seseorang. Islam mengajarkan kita untuk memberikan nama yang baik kepada anak-anak karena nama pada dasarnya adalah perwujudan doa yang orangtua panjatkan.

    Nama yang memiliki arti positif dan baik diharapkan dapat membawa berkah serta kebaikan bagi anak-anak kelak. Tidak hanya dianggap sebagai doa, nama yang diberikan kepada anak dapat membawa pengaruh dalam membentuk identitas seorang anak. Oleh karenanya, memberikan nama kepada seorang anak tidak boleh sembarangan.

    Pilihlah nama yang tidak hanya mengandung makna baik namun juga memiliki kesan yang positif untuk dapat menjadikan mereka pribadi yang saleh dan berakhlak mulia.

     

    Baca Juga: Montessori Adalah: Pengertian, Prinsip, Tahap Pembelajaran, Kelebihan dan Kekurangannya

     

    2.2. Mendengarkan Lantunan Ayat Suci

    Membiasakan anak untuk mendengarkan lantunan ayat suci sejak dini atau bahkan sejak masih berada di dalam kandungan merupakan salah satu aktivitas yang dianjurkan.

    Dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dapat meningkatkan kecintaan terhadap Al Qur’an dan membantu anak untuk memahami bahwasannya kita suci ini merupakan pedoman bagi hidup mereka. Keuntungan lainnya dari memperdengarkan lantunan ayat suci yakni dapat menentramkan hati dan pikiran.

    2.3. Mengajarkan Beribadah

    Salah satu cara mendidik anak dalam Islam berikutnya adalah dengan mengajarkan cara beribadah sesuai dengan anjuran Islam. Hal ini dianggap sangat penting karena memiliki dampak yang positif dalam membentuk akidah (kepercayaan) dan karakter seorang anak.

    Mengajarkan beribadah sejak usia dini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya yaitu dengan mengajarkan anak cara-cara sederhana seperti berdoa sebelum melakukan sesuatu, mengajak ke masjid, mengenalkan kitab suci Al-Qur’an, sedekah dan berbagi terhadap sesama serta makhluk hidup lainnya.

    Mengajarkan beribadah sejak dini dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan kesadaran spiritualnya dan meningkatkan kepekaan dalam nilai-nilai agama. Ini tentunya dapat menjadi sebuah pondasi yang kokoh untuk masa dewasa sang anak di kemudian hari.

    2.4. Memberi Contoh yang Baik Kepada Anak

    Anak adalah peniru terbaik dimana mereka bisa dengan mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya, termasuk orangtua. Rasullah mengajarkan umatnya untuk senantiasa memberi contoh yang baik agar dapat diteladani oleh anak-anak.

    Anak yang dibesarkan dengan orangtua yang seringkali memberikan contoh yang baik dan positif akan membantu tumbuh kembang anak menjadi sosok pribadi yang positif dan bertanggung jawab.

    Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjadi role model yang baik bagi anak-anak. Antara lain yaitu membiasakan diri untuk selalu bersikap sederhana dan rendah hati, konsisten terhadap perkataan dan perbuatan, jujur, sopan, dan bertanggung jawab..

     

    Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Anak Untuk Menabung Sejak Dini Serta Manfaatnya

     

    2.5. Mengajarkan Anak Untuk Bertanggung Jawab

    Cara mendidik anak dalam Islam yang terakhir yaitu mengajarkan cara bertanggung jawab untuk setiap tindakan serta ucapan dari sang anak. Upayakan untuk menetapkan batasan pada anak dan berikan konsekuensi yang sesuai untuk menanamkan sikap disiplin pada mereka.

    Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajarkan anak cara bertanggung jawab:

    1. Berikan Tugas yang Sesuai dengan Usia dan Tanggung Jawab Mereka

    Melatih anak untuk bertanggung jawab bisa dimulai sejak kecil. Salah satu diantaranya yakni membiasakan anak untuk membereskan mainannya, merapikan tempat tidur, maupun membuang sampah pada tempatnya.

    2. Jadilah Contoh yang Baik Untuk Anak-Anak Anda

    Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Jika Anda ingin seorang anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, maka jadilah pribadi yang dapat menjadi teladan bagi anak-anak Anda.

    3. Berikan Pujian, Pengakuan, atau Bahkan Imbalan

    Sebagai bentuk penghargaan dan dukungan yang positif, Anda dapat memberikan pujian atau pengakuan terhadap anak agar mereka senantiasa bertanggung jawab dalam segala hal.

    4. Berikan Konsekuensi yang Sesuai

    Ajarkan anak tentang konsekuensi dari sikap tidak bertanggung jawab yang mereka lakukan. Jelaskan pada mereka jika suatu hal tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh dapat menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun orang lain.

    5. Komunikasi dan Diskusi

    Komunikasikan dengan anak Anda pentingnya tanggung jawab dan diskusikan dengan mereka arti tanggung jawab dalam berbagai hal, seperti di rumah, di sekolah, dalam pertemanan, dan lain sebagainya.

    Sobat BFI, itulah pembahasan mengenai cara mendidik anak dalam Islam. Harapannya, semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam mendidik anak dengan baik sesuai dengan ajaran agama Islam.

    Butuh tambahan dana untuk berbagai keperluan termasuk dana pendidikan anak? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance saja!

    Solusi pembiayaan syariah mulai dari pembelian mobil, pendidikan, renovasi rumah, hingga kebutuhan untuk pernikahan.

     

     

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

     

  • judi

    Pahala dan Manfaat Memelihara Kucing Menurut Islam


    Siapa yang tidak kenal dengan kucing? Hewan lucu nan menggemaskan yang satu ini banyak disukai orang-orang karena bisa menjadi teman yang menyenangkan dan ternyata punya banyak manfaat.

    Dalam Islam kucing adalah hewan yang istimewa karena merupakan hewan peliharaan kesayangan Nabi Muhammad SAW. Dalam artikel kali ini, Tim BFI Finance akan membahas mengenai manfaat memelihara kucing menurut Islam. Manfaat-manfaat ini tidak hanya berkaitan dengan urusan duniawi, tetapi juga akhirat. Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini.

    Ini 8 Manfaat Memelihara Kucing Menurut Islam

    Dilansir dari berbagai sumber yang ada, kucing membawa banyak manfaat. Adapun manfaat memelihara kucing menurut Islam antara lain yaitu:

    Manfaat Memelihara Kucing dalam Islam

    Infografis Manfaat Memelihara Kucing dalam Islam | Source: Aset Digital BFI Finance

    1. Mengurangi Rasa Kesepian

    Manfaat memelihara kucing yang pertama adalah kehadiran kucing di sekeliling kita mampu mengurangi rasa kesepian yang ada dan merubahnya menjadi perasaan nyaman dan damai. Tak ayal, kucing seringkali dipercaya bisa menjadi sahabat yang setia.

    Sebuah penelitian menunjukan jika memelihara kucing mampu mengurangi stres dan kecemasan serta mendorong kita untuk ikut aktif bergerak dan beraktivitas fisik.

    2. Melatih Kita Untuk Menjadi Pribadi yang Bertanggung Jawab

    Dalam Islam, tanggung jawab adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memelihara kucing, kita akan belajar bagaimana cara bertanggung jawab mulai dari memberikan makanan, air, menyediakan tempat tidur yang layak, sampai dengan menjaga kucing tersebut untuk senantiasa sehat.

    3. Mengajarkan Kita Untuk Bersedekah

    Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda:

    “Pada setiap sedekah terhadap makhluk yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan mendapatkan pahala kebaikan. Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadits tersebut memberikan kita sebuah pemahaman bahwasannya memberikan makan atau minum kepada hewan merupakan bagian dari sedekah dan oleh karenanya barang siapa yang melakukan hal tersebut akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

    4. Mengajarkan Kita Cara Berempati dan Peduli Terhadap Sesama

    Memelihara hewan adalah salah satu cara untuk melatih kemampuan empati seseorang. Manfaat memelihara kucing menurut Islam yang satu ini bisa terjadi karena tanpa disadari kita belajar untuk memahami apa yang mereka rasakan dan berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya.

    Kita akan merasakan bagaimana perasaan kucing tersebut jika lapar, haus, sakit, atau takut. Kita juga akan merasakan bagaimana kebahagiaan kucing tersebut jika diberi cinta dan kasih sayang.

    Dengan berempati, kita akan lebih mudah untuk bersikap baik, adil, dan ramah kepada sesama manusia maupun hewan. Kita juga akan lebih mudah untuk menolong orang yang membutuhkan, menghibur orang yang sedih, dan menyayangi orang yang kesepian.

     

    Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak dalam Islam, Calon Orangtua Wajib Tahu!

     

    5. Mendapat Ridha dan Ampunan Allah SWT

    Manfaat memelihara kucing menurut Islam berikutnya adalah mendapat ampun dan ridha Allah SWT. Dalam kitab Adabul Mufrod, Syeikh Dr. Muhammad Luqman menjelaskan bahwa setiap muslim dianjurkan untuk selalu berbuat baik pada semua hewan, terutama kucing. Hal ini dimaksudkan agar nantinya kita mendapat ampunan dan juga ridha dari Allah SWT.

    Jika kita memelihara kucing dengan baik, maka kita telah menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Kita juga telah menunjukkan rasa cinta kita kepada Nabi SAW yang sangat menyayangi kucing. Dengan demikian, kita berharap mendapat ampun dan ridha dari Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan kita.

    6. Bebas Najis

    manfaat memelihara kucing menurut islam

    Image Source: Pexels/cottonbro.studio

    Dalam sebuah hadits riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

    “Kucing ini tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan peliharaan yang sering kita temui dan berada di sekeliling kita.” (HR. At-Tirmidzi)

    Dari hadits ini kita bisa mengetahui bahwa kucing adalah hewan yang bersih dan tidak najis. Meskipun kucing sering kali memakan sesuatu yang sifatnya najis seperti bangkai, namun Allah SWT meniadakan sifat najis pada kucing. Hal ini karena kucing merupakan hewan peliharaan Nabi SAW yang sangat beliau sayangi.

    Karena kucing bukanlah hewan najis, maka kita tidak perlu khawatir jika kucing menyentuh atau menjilati barang-barang kita. Kita juga tidak perlu khawatir jika kucing minum dari bejana air wudhu kita. Kita tetap bisa menggunakan air tersebut untuk berwudhu tanpa harus mencuci bejana tersebut terlebih dahulu.

    Meskipun demikian, hal tersebut tidak lantas menjadi pembenaran jika kucing adalah hewan yang halal untuk dimakan. Kucing tetaplah hewan yang haram untuk dimakan dalam Islam karena tidak termasuk binatang halal menurut Islam. Kita harus menghormati kucing sebagai hewan peliharaan, bukan sebagai makanan.

    7. Sebagai Timbangan Amal Kebaikan Di Akhirat

    Manfaat memelihara kucing menurut Islam yang ketujuh adalah menjadi timbangan amal kebaikan di akhirat. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya Allah akan memasukkan seorang wanita ke dalam surga karena dia memberi minum seekor anjing yang haus dengan mengambil air dari sumur dengan sepatunya.” (HR. Muslim)

    Dari hadits ini kita bisa memahami bahwa memberi minum kepada seekor anjing yang haus bisa menjadi sebab masuknya seseorang ke surga. Apalagi jika kita memberi minum kepada kucing yang merupakan hewan kesayangan Nabi SAW.

    Hal ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada hewan bisa menjadi timbangan kebaikan di akhirat bagi kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari kiamat nanti. Mungkin saja amal baik kita kepada hewan bisa menjadi penolong atau penyelamat kita dari azab neraka.

     

    Baca Juga: Sukses dan Berkah, Ini 8 Cara Berdagang dalam Islam yang Dianjurkan

     

    8. Mendapatkan Syafaat Nabi SAW

    Manfaat memelihara kucing menurut Islam yang terakhir adalah mendapatkan syafaat Nabi SAW. Syafaat adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain di hadapan Allah SWT. Syafaat Nabi SAW adalah syafaat yang paling tinggi dan paling utama di antara syafaat-syafaat lainnya.

    Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya aku akan memberikan syafaatku pada hari kiamat kepada orang-orang yang menyayangi hewan-hewan ini (kucing).” (HR. Ahmad)

    Dari hadits ini kita bisa mengetahui bahwa Nabi SAW akan memberikan syafaatnya kepada orang-orang yang menyayangi kucing. Ini adalah sebuah keistimewaan dan kemuliaan yang luar biasa bagi orang-orang yang memelihara kucing dengan baik.

    Kita tahu bahwa syafaat Nabi SAW sangat dibutuhkan oleh setiap muslim di hari kiamat nanti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di hari kiamat nanti. Mungkin saja kita terjerumus dalam dosa dan kesalahan yang besar. Mungkin saja kita terancam masuk ke dalam neraka.

    Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk mendapatkan syafaat Nabi SAW dengan cara menyayangi kucing sebagai hewan peliharaan kesayangan beliau. Kita harus memperlakukan kucing dengan baik, tidak menyakiti, tidak menyiksa, dan tidak mengabaikannya. Kita harus memberikan kucing hak-haknya sebagai makhluk hidup yang berhak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan.

    Butuh pinjaman multiguna yang mudah, cepat, aman, dan sesuai dengan syariat Islam? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance!

     

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

     

  • judi

    Adab Makan dan Minum dalam Islam: Manfaat dan 12 Tata Caranya


    Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Namun, tahukah Anda bahwa makan dan minum juga memiliki adab atau tata cara yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam? Adab makan dan minum bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan, melainkan merupakan bagian dari ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab berarti sopan santun, budi pekerti, atau tata krama. Dalam konteks Islam, adab adalah perilaku yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, baik dalam hal ucapan, perbuatan, maupun sikap. Adab makan maupun minum adalah tata cara makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui hadist-hadistnya.

    Ada begitu banyak manfaat yang dapat kita rasakan saat mengamalkan adab, baik secara fisik maupun spiritual. Secara fisik, adab makan dan minum dapat membantu kita menjaga kesehatan tubuh, menghindari penyakit, dan mengoptimalkan fungsi pencernaan. Secara spiritual, adab makan maupun minum dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT, meningkatkan keimanan, dan menghapus dosa.

    Selain itu, adab juga merupakan bentuk penghormatan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat makanan dan minuman kepada kita. Dengan mengikuti adab yang ada, kita menunjukkan rasa syukur, ketaatan, dan cinta kepada Allah SWT. 

    1. 12 Adab Makan dan Minum dalam Islam

    Berikut ini adalah 12 adab makan dan minum dalam Islam yang sebaiknya kita ikuti.

    1.1 Mencuci Tangan

    Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah adab makan dan minum yang pertama. Hal ini bertujuan untuk membersihkan tangan dari kotoran, debu, atau bakteri yang bisa masuk ke dalam tubuh saat makan. Selain itu, mencuci tangan juga merupakan bentuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia mencuci tangannya terlebih dahulu.” (HR. Abu Dawud)

    1.2. Membaca Basmalah

    Membaca basmalah atau bismillahirrahmanirrahim sebelum makan adalah adab yang kedua. Hal ini dimaksudkan untuk mengawali segala sesuatu dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan membaca basmalah, kita mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah SWT dan kita memohon berkah dari-Nya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia membaca bismillah. Jika ia lupa membacanya di awal maka hendaklah ia membaca bismillahi fi awwalihi wa akhirihi (dengan nama Allah pada awalnya dan akhirnya).” (HR. Tirmidzi)

    1.3. Berdoa Sebelum Makan

    Berdoa sebelum makan adalah adab makan dan minum yang ketiga. Hal ini bertujuan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT dari segala hal yang tidak baik atau tidak halal dalam makanan. Selain itu, berdoa sebelum makan juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia berdoa: ‘Allahumma barik lana fiima razaqtana waqina adzaba al-nar (Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka).’” (HR. Abu Dawud)

    1.4. Disarankan Untuk Tidak Menggunakan Peralatan Perak atau Emas

    Selanjutnya yakni menghindari penggunaan alat makan yang terbuat dari perak atau emas. Hal ini sangat dianjurkan untuk menghindari sifat sombong, riya, atau boros dalam makan. 

    Di sisi lain, menggunakan peralatan perak atau emas saat makan juga merupakan bentuk menentang sunnah Rasulullah SAW yang selalu bersahaja dan sederhana.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa yang minum dengan bejana emas atau perak maka sesungguhnya ia telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    1.5. Mengonsumsi Makanan Halal

    Adab makan dan minum yang kelima adalah mengonsumsi makanan halal. Sebagai muslim yang taat, mengonsumsi makanan yang halal tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh dan jiwa, namun juga menghindari dari segala hal yang haram, najis, atau berbahaya. 

    Mengonsumsi makanan halal merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT yang telah menetapkan apa yang halal dan apa yang haram bagi hamba-Nya.

    Allah SWT berfirman:

    “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

     

    Baca Juga: Sukses dan Berkah, Ini 8 Cara Berdagang dalam Islam yang Dianjurkan

     

    1.6. Makan Secukupnya

    Seringkali kita tidak pernah merasa puas atas apa yang kita miliki maupun konsumsi. Dalam adab makan dan minum, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk makan secukupnya.

    Dengan mengonsumsi makanan dan minuman secukupnya niscaya kita dapat menjaga keseimbangan tubuh dan menghindari sifat rakus, tamak, atau berlebihan dalam makan.

    Anjuran makan dan minum secukupnya ini termasuk ke dalam sunnah Rasulullah SAW yang baik untuk diamalkan sebagai beliau selalu menjaga porsi makannya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Tidaklah manusia mengisi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada pilihan lain maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi)

    1.7. Menghidangkan Makanan dengan Benar

    adab makan dna minum

    Image Source: Pexels.com/Monstera

    Menghidangkan makanan dengan benar adalah adab yang ketujuh. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan keramahan kepada tamu atau anggota keluarga yang akan makan bersama kita.

    Tidak hanya itu saja, adab menghidangkan makanan dengan benar merupakan sunnah Rasulullah SAW yang selalu memperhatikan etika dalam menyajikan makanan.

    Rasulullah SAW pernah bersabda yang berbunyi;

    “Apabila salah seorang di antara kalian menghidangkan makanan kepada saudaranya maka hendaklah ia memberinya sesuatu dari bagian tengahnya karena di situ terdapat berkah.” (HR. Muslim)

    1.8. Makan dengan Tangan Kanan

    Sejak kecil kita diajarkan oleh kedua orangtua untuk senantiasa makan dengan tangan kanan. Hal ini ternyata merupakan bagian dari adab makan dan minum dalam Islam.

    Pasalnya, Rasulullah SAW yang selalu menggunakan tangan kanannya dalam segala hal kebaikan, termasuk makan dan minum. Selain itu, makan dengan tangan kanan juga merupakan bentuk menjauhi tangan kiri yang biasa digunakan untuk membersihkan najis.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia menggunakan tangan kanannya karena sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

    1.9. Tidak Makan Sambil Berdiri

    Larangan untuk tidak makan sambil berdiri ada bukan karena tanpa sebab. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari gangguan pencernaan akibat posisi tubuh yang tidak stabil saat makan.

    1.10. Tidak Meniup Makanan Maupun Minuman Panas

    Adab makan dan minum yang kesepuluh adalah tidak meniup makanan dan minuman yang masih panas. Hal ini tujukan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kuman atau bakteri yang bisa keluar dari mulut saat meniup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

    “Janganlah kalian meniup dalam bejana (minuman) atau dalam makanan.” (HR. Abu Dawud)

    1.11. Usahakan Makan Bersama

    Makan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kecintaan antara sesama muslim. Tentunya, hal ini juga merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW.

    “Makanlah bersama-sama dan janganlah berpecah belah karena sesungguhnya berkah itu ada pada orang-orang yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

     

    Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak dalam Islam, Calon Orangtua Wajib Tahu!

     

    1.12. Mengambil Makanan yang Telah Jatuh

    Mengambil makanan yang telah jatuh ternyata merupakan bagian dari adab makan dan minum dalam Islam. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan dari sikap menghargai makanan dan tidak membuang-buang nikmat Allah SWT. Selain itu, mengambil makanan yang telah jatuh juga merupakan bentuk menghapus pengaruh syaitan yang ingin merusak atau mencampuri makanan kita.

    “Apabila salah seorang di antara kalian menjatuhkan sepotong makanannya maka hendaklah ia mengambilnya kemudian membersihkannya dari kotorannya lalu memakannya dan janganlah ia meninggalkannya untuk syaitan.” (HR. Muslim)

    Sobat BFI, itulah pembahasan terkait adab makan dan minum dalam Islam. Jangan lupa untuk mengikuti adab-adab tersebut agar kita senantiasa mendapatkan berkah dari Allah SWT dan menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Nya.

    Butuh tambahan dana untuk berbagai keperluan? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance saja! Solusi pembiayaan syariah mulai dari pembiayaan multiguna, pembelian mobil bekas, pendidikan, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

  • judi

    10 Adab Menerima Tamu dalam Islam yang Perlu Diketahui


    Adab menerima tamu dalam Islam adalah nilai-nilai dalam agama yang perlu diamalkan sebagaimana menerima tamu adalah salah satu bentuk silaturahmi yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara menerima tamu dengan baik dan sesuai dengan adab Islam. Padahal, menerima tamu dengan baik adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan kebaikan kepada sesama muslim.

    Oleh karena itu, di kesempatan kali ini Tim BFI Finance akan mengulas mengenai apa saja adab menerima tamu dalam Islam agar kita senantiasa menjadi tuan rumah yang baik dan mampu menjaga tali silaturahmi. Yuk, simak selengkapnya di artikel yang satu ini!

    1. 10 Adab Menerima Tamu dalam Islam

    Sobat BFI, berikut ini 10 adab menerima tamu dalam Islam yang sebaiknya Anda ketahui.

    1.1. Mengucapkan Selamat Datang atau Salam Kepada Tamu

    Adab menerima tamu yang pertama adalah mengucapkan selamat datang atau salam kepada tamu yang berkunjung ke tempat kita. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai kehadiran tamu dan menyambutnya dengan hangat.

    Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang datang ke rumah kalian, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Jika ia diberi izin untuk masuk, maka hendaklah ia masuk. Jika ia tidak diberi izin, maka hendaklah ia kembali.” (HR. Muslim).

    Dengan mengucapkan salam, Anda juga memohon perlindungan Allah SWT untuk tamu Anda dari segala keburukan. Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah doa yang meminta keselamatan.” (HR. Ahmad).

    1.2. Menyambut Tamu dengan Senyuman

    Kedua, pastikan untuk menyambut tamu dengan senyuman. Senyum adalah sedekah yang mudah dan murah, namun memiliki dampak yang besar.

    Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan walaupun hanya sekedar menemui saudaramu dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim).

    Dengan menyambut tamu dengan senyuman, Anda menunjukkan bahwa Anda senang dengan kedatangannya dan senantiasa membuat mereka merasa nyaman dan dihargai. Senyuman juga bisa mencairkan suasana dan membangun hubungan yang baik antara dua belah pihak.

    1.3. Menerima Tamu Ketika Ada Mahramnya

    Adab menerima tamu yang ketiga dan tidak boleh Anda sepelekan adalah ketentuan dalam menerima tamu dimana Anda disarankan untuk menerima tamu ketika ada mahramnya. Mahram adalah orang-orang yang haram dinikahi karena hubungan darah, susuan, atau perkawinan.

    Hal ini penting untuk menjaga kehormatan dan kesucian antara Anda dan tamu, terutama jika tamu Anda adalah lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali ada mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan menerima tamu ketika ada mahramnya, Anda juga menghindari fitnah dan syubhat yang bisa merusak hubungan Anda dengan tamu sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Hati-hatilah dari syubhat (sesuatu yang diragukan), karena syubhat lebih berbahaya daripada haram.” (HR. Tirmidzi).

    1.4. Berpakaian Rapih dan Sopan

    Berikutnya yakni usahakan untuk menerima tamu dengan pakaian yang rapih dan sopan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu yang datang. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).

    Dengan berpakaian rapih dan sopan, Anda juga menunjukkan bahwa Anda menjaga aurat Anda dan tidak menimbulkan fitnah bagi tamu Anda.

    Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap masjid.” (HR. Abu Daud).

    1.5. Ajak Tamu Untuk Duduk dengan Nyaman

    Adab menerima tamu yang kelima adalah mengajak tamu untuk duduk dengan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan kesejahteraan tamu Anda dan ingin memberikan kenyamanan kepadanya.

    Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memberikan tempat duduk yang baik kepada tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan mengajak tamu untuk duduk dengan nyaman, Anda juga menunjukkan bahwa Anda menghargai waktu dan kesempatan yang diberikan oleh tamu Anda untuk bersilaturahmi dengan Anda. 

     

    Baca Juga: Adab Makan dan Minum dalam Islam: Manfaat dan 12 Tata Caranya

     

    1.6. Perhatikan Kebersihan dan Kerapihan

    Hal keenam yang harus Anda perhatikan adalah memperhatikan kebersihan dan kerapihan. Ini dimaksudkan agar tamu yang datang tidak merasa jijik maupun kurang nyaman dengan kondisi tempat tinggal Anda.

    Dengan memperhatikan kebersihan dan kerapihan, Anda juga menunjukkan bahwa Anda mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang selalu menjaga kebersihan dan kerapihan diri dan rumahnya.

    1.7. Bersikap Ramah dan Sopan

    Adab Menerima Tamu

    Image Source: Pexels/PNW Production

    Untuk adab menerima tamu yang ketujuh Sobat BFI dianjurkan untuk bersikap ramah dan sopan terhadap tamu yang datang. Ini merupakan cerminan seseorang yang berakhlak baik, tidak sombong atau kasar kepada tamu.

    Sebagaimana sabda yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    1.8. Hormati Privasi Tamu

    Selanjutnya yaitu memastikan bahwa Anda menghormati privasi tamu. Jangan pernah berusaha untuk mengusik, mengganggu, atau bahkan menyusahkan tamu untuk hal-hal yang tidak perlu atau tidak penting.

    Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kamu saling memata-matai, saling mencari-cari aib, saling membenci, saling berputus asa, saling membelakangi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim).

    Dengan menghormati privasi tamu, Anda juga menunjukkan bahwa Anda tidak ingin melanggar hak-hak tamu Anda atau menyebarkan rahasia-rahasia mereka tanpa izin mereka. “Barangsiapa yang menjaga rahasia saudaranya, maka Allah akan menjaga rahasianya.” (HR. Ahmad).

    1.9. Menjamu Tamu dengan Baik

    Adab menerima tamu dalam Islam yang kesembilan adalah menjamu tamu dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Anda bermurah hati dan ingin memberikan yang terbaik kepada tamu Anda.

    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memberi makanan kepada tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    1.10. Mengantarkan Tamu Saat Pulang

    Terakhir yakni mengantarkan tamu saat pulang sebagai bentuk Anda menghormati tamu dan tidak ingin meninggalkannya begitu saja.

    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengantarkan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan mengantarkan tamu saat pulang, Anda juga menunjukkan bahwa Anda berterima kasih kepada tamu Anda atas kunjungannya dan ingin menjaga hubungan yang baik dengan mereka. 

    Sobat BFI, demikian ulasan mengenai adab menerima tamu dalam Islam yang sebaiknya kita amalkan dalam keseharian kita sebagai pemeluk agama Islam. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

    Butuh pinjaman multiguna yang mudah, cepat, aman, dan sesuai dengan syariat Islam? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance!

    BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan terpercaya yang menawarkan berbagai produk pinjaman multiguna sesuai dengan kebutuhan Anda. Salah satu produk andalan kami adalah pembiayaan syariah dengan fitur tanpa denda dan tanpa penalti.

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko