• judi

    Bisnis Ritel: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contohnya


    Pernahkah Anda mendengar kata ‘bisnis ritel’? Sebagian dari kita pastinya sudah tidak asing dengan kata tersebut. Namun, apa itu ritel sebenarnya dan apa saja hal penting yang berkaitan dengan bisnis tersebut?

    Bagi Anda yang ingin mencari tahu lebih lanjut mengenai apa itu ritel, artikel berikut ini akan membantu Anda untuk memahami topik tersebut satu per satu.

    1. Definisi Bisnis Ritel

    Bisnis ritel atau pedagang eceran adalah sebuah bisnis yang menjual barang atau jasa secara langsung kepada konsumen untuk dikonsumsi secara pribadi dan tidak jual kembali (cukup untuk penggunaan pribadi saja).

    Menurut salah satu ahli bernama Sopiah & E.M. Sangadji, ritel dapat diartikan sebagai kegiatan penjualan barang atau jasa sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

    Adapun penjelasan lainnya terkait definisi ritel menurut para ahli tertuang dalam penjelasan berikut ini.

    Berman dan Evans memaparkan jika yang dimaksud dengan ritel adalah aktivitas bisnis yang erat kaitannya dengan pemasaran produk dengan tujuan akhir barang dan jasa yang ditawarkan bisa sampai ke konsumen dan digunakan untuk diri sendiri maupun memenuhi kebutuhan rumah tangga.

    Menurut Kotler, ritel adalah serangkaian proses penjualan barang dan jasa secara satuan (eceran) untuk bisa sampai ke tangan konsumen dan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

    Sedangkan Gilbert berpendapat bahwasannya, ritel adalah semua upaya yang dilakukan untuk dapat memuaskan konsumen tingkat akhir mulai dari mengerahkan keahlian pemasaran sampai dengan jasa atau pelayanan. 

    Dari penjelasan yang ada, secara gamblang bisnis ritel dapat didefinisikan sebagai usaha yang menjual jasa dan barang eceran (satuan) dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dan tidak untuk diperjualbelikan kembali. 

    Baca juga: 7 Tips Memulai Usaha Cuci Motor Beserta Rincian Modal Usahanya

    2. Perbedaan Bisnis Ritel dengan Grosir

    Meskipun terlihat sama-sama menjual kebutuhan masyarakat, namun nyatanya antara grosir dan bisnis ritel memiliki pengertian yang berbeda. Setidaknya ada tiga perbedaan yang paling menonjol.

    1. Tujuan Penjualan

    Ritel berfokus pada konsumen akhir dimana barang dan jasa yang ditawarkan hanya untuk konsumsi pribadi. Sedangkan grosir menjual barang dan jasa untuk selanjutnya bisa dijual kembali oleh para pedagang eceran.

    2. Harga Produk

    Adanya perbedaan terkait tujuan penjualan tentunya mempengaruhi harga jual yang berbeda dimana harga grosir akan lebih murah karena produk yang dibeli bisa dijual kembali. Selain itu, pedagang eceran  dan penjual bisa memperoleh untung dari setiap barang yang dijual secara satuan (eceran). 

    Selaras dengan harga yang murah tersebut, pihak grosir umumnya menetapkan jumlah (quantity) produk yang dibeli. Sebagai contoh susu kaleng yang ada pada grosiran hanya bisa dibeli dalam jumlah 1 dus bukan satuan.

    3. Target Pasar

    Kehadiran grosir lebih diperuntukan untuk pelaku usaha skala kecil misalnya warung sembako atau toko madura. Meskipun begitu, Anda tetap bisa berbelanja secara grosiran jika produk yang dibutuhkan berjumlah banyak.

     

    Baca Juga: 10 Peluang Usaha Modal 10 Juta. Tertarik Untuk Mencoba?

     

    3. Fungsi Bisnis Ritel

    Peran bisnis ritel dalam keberlangsungan hidup masyarakat sangatlah penting dan tentunya saling menguntungkan kedua belah pihak, baik itu pembeli maupun penjual. Adapun peranan lainnya dari ritel yakni sebagai berikut.

    1. Membantu Konsumen Mendapatkan Barang dengan Mudah

    Hadirnya bisnis ritel sekaligus menjadi jembatan antara pihak produsen dan konsumen. Sehingga, konsumen akan lebih mudah untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan dan dapat dibeli secara eceran, sesuai dengan kebutuhan mereka.

    2. Saling Menguntungkan Produsen dan Grosir

    Selain pihak konsumen yang diuntungkan, pihak produsen dan grosir yang ada sama-sama diuntungkan. Sebab, pedagang ritel akan membeli dalam jumlah banyak kepada pihak grosir yang mana barang tersebut didapat dari produsen. Keuntungan yang didapat dari penjualan oleh pihak produsen akan diputar kembali untuk proses produksi.

    3. Membantu Promosi Produk-Produk yang Ada

    Tidak hanya membantu konsumen untuk memenuhi kebutuhan, adanya bisnis ritel juga ikut membantu mempromosikan produk yang dijual. Pihak ritel atau pedagang eceran umumnya memiliki tenaga penjual (sales), katalog produk, serta pelayanan pelanggan untuk memaksimalkan penjualan produk yang ada. Salah satu contohnya yaitu dengan cara mengedukasi calon konsumen tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dengan menggunakan sabun merek tertentu.

    4. Observasi Pasar Terkait Minat Belanja Masyarakat 

    Bisnis ritel berhadapan langsung dengan konsumen. Mereka menyalurkan produk yang ada secara langsung kepada masyarakat sehingga dapat dengan mudah mengetahui produk mana yang paling diminati dan laris di pasaran. Fenomena ini dapat dijadikan sebagai timbal balik yang positif bagi pihak grosir dan produsen untuk menjual barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

    Baca juga: 23 Peluang Bisnis Paling Menjanjikan di Tahun 2023

     

    4. Tujuan Dari Bisnis Ritel

    Secara garis besar, kemunculan bisnis ritel sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan produk dan jasa. Adapun tujuan lainnya dari ritel sebagai berikut.

    1. Membantu Konsumen Memperoleh Barang yang Diinginkan

    2. Menjual Produk Dengan Kuantitas yang Lebih Sedikit Sehingga Memudahkan Masyarakat Untuk Menjangkaunya Serta Memenuhi Kebutuhan Harian

    3. Sebagai Penghubung Antara Pihak Distributor dan Konsumen

    4. Mengumpulkan Informasi Terkait Barang dan Jasa yang Sedang Dibutuhkan Masyarakat

     

    Baca juga: 12 Ide Bisnis Online Untuk Pemula Paling Menguntungkan Tahun 2023!

     

    5. Jenis-Jenis Bisnis Ritel

    Jenis bisnis ritel dibagi ke berdasarkan produk yang dijual, kepemilikan, dan yang terakhir berdasarkan lokasi penjualan. Mari kita simak penjelasan lengkapnya di uraian berikut ini.

    Bisnis Ritel

    Image Source: Pexels/Chris F

    5.1. Berdasarkan Produk yang Dijual

    Jika diklasifikasikan berdasarkan produk yang dijual, ritel memiliki 3 kategori berbeda.

    Ritel yang satu ini berfokus pada penjualan produk tertentu. Salah satu contohnya bisnis thrift shop yang khusus menjual baju-baju preloved (baju bekas).

    Selain barang, ada juga jenis ritel yang berfokus menawarkan jasa. Misalnya usaha bengkel motor yang kehadirannya cukup penting mengingat jumlah pengendara motor di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi.

    Tidak semua ritel menggunakan tenaga manusia sebagai ujung tombak kesuksesan penjualan. Ada juga jenis ritel yang menggunakan mesin untuk menawarkan produk yang mereka miliki. Misalnya barang-barang yang dijual dalam vending machine. Selain lebih praktis, para konsumen pun bisa lebih leluasa untuk memilih produk yang mereka inginkan.

    5.2. Berdasarkan Kepemilikan

    Berdasarkan kepemilikannya, ritel dibagi menjadi 3 jenis. Diantaranya yaitu ada ritel mandiri, ritel waralaba, dan ritel kelompok.

    Sesuai dengan namanya, ritel jenis ini bergerak secara mandiri dimana operasional yang berlangsung tidak bergantung pada pihak lain. Contohnya yaitu toko kelontong, warung sembako, dan ruko.

    Ritel jenis ini memasarkan produk yang serupa dengan perusahaan pusat dimana pemilik bisnis franchise tidak perlu memulai usaha yang ada dari nol. Cukup dengan mengikuti aturan main dari pihak pusat serta membeli hak milik sesuai kesepakatan. 

    5.3. Berdasarkan Lokasi Penjualan

    Selain 2 hal di atas, ritel juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat berjualan. Dimana terdapat banyak penjual dalam 1 tempat yang menawarkan beraneka ragam kebutuhan, mulai dari barang sampai dengan jasa. Contohnya yaitu ritel strip atau sebutan lainnya lahan komersial.

    5.4. Berdasarkan Skala Usaha

    Banyak jenis ritel yang ada menjadikan ritel terbagi menjadi 2 skala berbeda yaitu ritel skala besar dan skala kecil.

    Ritel jenis ini menjual barang dengan skala besar atau banyak. Umumnya ritel ini menjual berbagai pilihan produk yang cukup lengkap dan banyak pilihannya. Contohnya yaitu toko serba ada, department store, chain store, dan lain-lain.

    Ritel jenis ini cenderung menawarkan produk dalam jumlah terbatas. Adapun contohnya yaitu pedagang kaki lima, pedagang keliling, kios, dan penjual tidak tetap.

     

    Baca Juga: 13 Ide Usaha Modal 20 Juta Paling Menguntungkan, Pasti Cuan!

     

    6.Contoh Bisnis Ritel yang Ada di Indonesia

    Apa saja contoh bisnis ritel yang ada di Indonesia? Berikut ini beberapa contoh ritel yang ada di Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat luas.

    6.1. Toko Kelontong

    Toko kelontong atau warung sembako kecil adalah salah satu contoh ritel yang ada di Indonesia. Ritel yang satu ini bisa dengan mudah kita temui di daerah pemukiman dan menyediakan beragam produk yang cukup lengkap. Seperti makanan dan minuman, kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi.

    6.2. Department Store

    Berikutnya yaitu department store. Dari segi ukuran, jenis ritel yang ini tentunya lebih besar dan lebih lengkap dari toko kelontong. Ciri khas dari ritel jenis ini yakni barang yang dijual dikelompokan sesuai dengan jenisnya di tempat yang berbeda. Misalnya sepatu wanita yang khusus ada di area fashion wanita saja.

    6.3. Warehouse Retailer

    Jenis ritel yang satu ini berbentuk fasilitas gudang dan menjual barang-barang dalam jumlah besar. Oleh karenanya, harga barang yang dijual jauh lebih murah ketimbang membeli eceran.

    6.4. Convenience Retailer

    Bisnis ritel yang satu ini umumnya dapat dengan mudah ditemukan di tempat pengisian bahan bakar atau rest area dan menawarkan berbagai produk yang dapat menunjang kebutuhan para konsumen.

    6.5. Specialty Retailer

    Specialty retailer atau pengecer khusus merupakan jenis ritel yang ada di Indonesia dan hanya menyediakan produk dengan kategori khusus. Sebagai contoh ritel merek kenamaan seperti Victoria Secret, Nike, Uniqlo, dan masih banyak lagi.

    6.6. Mobile Retailer

    Seperti namanya, mobile retailer adalah jenis ritel yang menjual produk melalui aplikasi lalu mengirimkannya kepada konsumen setelah pesanan pada aplikasi lunas dibayar. Seiring berkembangnya teknologi dari masa ke masa, ritel jenis ini semakin berkembang dan lebih disukai oleh masyarakat terutama mereka yang tidak ingin repot-repot pergi ke toko.

    6.7. Internet Retailer

    Internet retailer atau yang lebih lumrah kita kenal sebagai situs belanja online adalah sebuah situs web berisikan berbagai produk kebutuhan mulai dari yang paling krusial seperti sembako sampai dengan yang berkaitan dengan hobi.

    Sobat BFI, itulah tadi pembahasan terkait bisnis ritel. Jika Anda tertarik untuk berwirausaha dengan cara membuka bisnis ritel, jangan ragu untuk mengajukan pinjaman ke BFI Finance.

    Cukup dengan mengajukan pinjaman jaminan BPKB Mobil, Motor, ataupun Sertifikat Rumah, dana yang Anda butuhkan untuk modal usaha maupun kepentingan lainnya bisa langsung cair. Prosesnya aman, mudah, dan cepat.

    Informasi lebih lanjut terkait pinjaman bisa Anda dapatkan melalui link berikut ini.

    Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Mobil

    Pencairan dana hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 3 tahun.

    Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Motor

    Pinjaman dana dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 18 bulan.

    Informasi Pinjaman Jaminan Sertifikat Rumah

    Bunga rendah mulai dari 0.9% dengan tenor panjang hingga 48 bulan.

     

    Temukan informasi bermanfaat lainnya hanya di BFI Blog. Artikel terbaru khusus untuk Anda setiap Senin-Jumat!

  • judi

    Surat Keterangan Penghasilan: Cara Membuat dan Contohnya


    Surat keterangan penghasilan kerap kali dianggap sama dengan slip gaji. Padahal, ada perbedaan yang cukup jelas antara keduanya.

    Dokumen ini umumnya digunakan sebagai persyaratan administrasi untuk berbagai keperluan seperti mengajukan kredit atau pinjaman, mendaftar beasiswa, membuat VISA, sampai dengan mencairkan dana JHT BPJS Ketenagakerjaan.

    Lantaran fungsinya yang penting ini, sudah seyogya kita mengetahui apa itu surat keterangan penghasilan, perbedaannya dengan slip gaji, sampai dengan cara pembuatannya. Sobat BFI, yuk simak detailnya di artikel berikut ini.

    1. Apa Itu Surat Keterangan Penghasilan

    Surat keterangan penghasilan atau yang biasa disingkat sebagai SKP adalah sebuah dokumen resmi yang digunakan untuk menerangkan penghasilan seseorang secara terperinci. 

    Dokumen ini umumnya digunakan sebagai syarat administrasi untuk keperluan pengajuan pinjaman, kredit kendaraan bermotor, KPR, mendaftar beasiswa, dan masih banyak lagi.

    Untuk mendapatkannya, Anda bisa mengajukan permohonan ke bagian keuangan di perusahaan, instansi, maupun pihak tertentu yang memiliki wewenang seperti ketua RT.

     

    Baca Juga: Paklaring Adalah: Pengertian, Fungsi, Syarat dan Cara Membuatnya

     

    2. Fungsi Surat Keterangan Penghasilan

    Tidak hanya digunakan sebagai dokumen pelengkap untuk mengajukan pinjaman ke perusahaan pembiayaan, SKP juga seringkali digunakan untuk berbagai hal berikut ini.

    2.1. Melamar Pekerjaan

    Beberapa perusahaan menjadikan SKP sebagai salah satu persyaratan dalam melamar pekerjaan. Penyertaan dokumen ini dimaksudkan untuk memverifikasi apakah yang bersangkutan benar-benar pernah bekerja di tempat tersebut, meyakinkan jumlah penghasilan dari suatu perusahaan, serta mengetahui besaran gaji yang diharapkan oleh calon karyawan dengan membandingkan penghasilan yang didapatkan dari tempat kerja sebelumnya.

    2.2. Membuat VISA

    Tidak semua VISA menjadikan SKP sebagai salah satu persyaratannya, akan tetapi jika Anda berencana untuk pergi ke negara-negara maju, Anda sudah pasti ditanya SKP sebagai jaminan jika Anda mampu bertahan di negara tersebut secara finansial.

    2.3. Mengajukan Kredit atau Pinjaman

    Lembaga keuangan non bank dan bank seringkali mensyaratkan surat keterangan penghasilan sebagai salah satu kelengkapan berkas yang harus dipenuhi. Misalnya untuk kredit motor, KPR, pinjaman modal usaha dengan jaminan BPKB, dan lain sebagainya.

    Adanya SKP ini nantinya dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam membayar cicilan secara tepat waktu, sehingga dapat meminimalisir terjadinya gagal bayar atau kredit macet.

    2.4. Daftar Beasiswa

    Saat hendak mendaftar program beasiswa, SKP kerap kali menjadi salah satu kelengkapan persyaratan administratif. Umumnya SKP tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan orangtua secara finansial.

    Selain itu, bagi mereka yang mendaftar beasiswa melalui program profesional, khususnya bagi yang sudah bekerja, SKP digunakan sebagai persyaratan administrasi bersamaan dengan surat rekomendasi dari atasan.

    2.5. Persyaratan Pencairan Dana JHT BPJS Ketenagakerjaan

    BPJS ketenagakerjaan menjadikan SKP sebagai salah satu persyaratan untuk bisa mencairkan dana JHT (Jaminan Hari Tua).

    JHT ini dapat dicairkan saat Anda berhenti bekerja ataupun pada saat masih bekerja dengan ketentuan hanya bisa dicairkan sebesar 30%.

     

    Baca Juga: Mudah, Begini Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan

     

    3. Jenis Surat Keterangan Penghasilan

    Melansir dari situs rumahcom, surat keterangan penghasilan (SKP) terdiri dari 3 jenis yang meliputi surat keterangan penghasilan orangtua, kerja/karyawan, dan wirausaha. Berikut ini penjelasan detailnya.

    3.1. SKP Wirausaha

    SKP yang pertama adalah SKP yang diperuntukan bagi wirausaha. Dokumen yang satu ini biasanya dibuat untuk keperluan pengajuan pinjaman tambahan modal ke perusahaan pembiayaan.  

    3.2.  SKP Orangtua

    Surat keterangan penghasilan berikutnya adalah surat yang umumnya diperuntukan bagi orangtua mahasiswa untuk mengajukan keringanan biaya pendidikan. Biasanya surat ini diminta saat mendaftar program beasiswa. 

    3.3. SKP Kerja / Karyawan

    SKP jenis terakhir adalah SKP yang diperuntukan bagi para pekerja atau karyawan. Dokumen ini biasanya dibuat untuk keperluan pribadi seperti mengajukan pinjaman, mendaftar beasiswa melalui jalur profesional, dan lain sebagainya.

     

    Baca Juga: Cara Mudah Membuat Surat Keterangan Domisili Untuk Berbagai Keperluan

     

    4. Perbedaan Surat Keterangan Penghasilan dengan Slip Gaji 

    Banyak orang belum tahu jika surat keterangan penghasilan dan slip gaji adalah dokumen yang berbeda. Perbedaan yang ada ini terletak pada informasi yang dimuat di dalamnya.

    1. SKP dibuat lebih formal dengan adanya kop surat perusahaan. Sedangkan slip gaji cenderung dibuat lebih sederhana.

    2. Informasi yang ada pada surat keterangan penghasilan tidak serinci slip gaji. SKP hanya memuat gaji bersih yang diterima, tunjangan, dan lain sebagainya. Sedangkan Slip gaji memuat segala informasi yang berkaitan dengan gaji yang diterima, mulai dari gaji, potongan gaji, pajak penghasilan, dan rincian lainnya. 

    5. Komponen Pada Surat Keterangan Penghasilan dan Cara Membuatnya

    Tidak ada aturan pasti terkait komponen apa saja yang wajib disematkan pada surat keterangan penghasilan. Meskipun begitu, umumnya dokumen ini tersusun dari komponen penting berikut.

    Pada bagian ini berisikan informasi pribadi mengenai pemohon dokumen. Seperti nama, tempat tanggal lahir, No KTP, kartu keluarga, dan lainnya.

    Di dalamnya dimuat informasi mengenai pendapatan bulanan yang diterima, tunjangan, dan hal lainnya yang berkenaan dengan pendapatan.

    Bagian terakhir yakni pengesahan dari pihak penanggung jawab. Jika Anda seorang karyawan, bagian ini umumnya akan ditandatangani oleh pimpinan penanggung jawab.

    6. Contoh Surat Keterangan Penghasilan

    Berikut ini adalah beberapa contoh surat keterangan penghasilan yang dapat Anda jadikan referensi untuk membuat dokumen ini.

    6.1. Contoh Surat Penghasilan Orangtua

    surat keterangan penghasilan orangtua

    Image Source: img.akademik.ugm.ac.id

    surat keterangan penghasilan orangtua

    Image Source: iainsalatiga.ac.id

    6.2 Contoh Surat Penghasilan Kerja / Karyawan

    surat keterangan penghasilan kerja

    Image Source: inews.id

    surat keterangan penghasilan kerja

    Image Source: bindoline.com

    6.3 Contoh Surat Penghasilan Wirausaha / Umum

    surat keterangan penghasilan wirausaha

    Image Source: lezgetreal.com

    Sobat BFI, itulah pembahasan terkait surat keterangan penghasilan (SKP) mulai dari pengertian, fungsi, jenis, cara membuat, sampai dengan contohnya. Mudah-mudahan dengan adanya artikel ini proses pembuatan SKP yang ada dapat berjalan dengan mulus.

    Solusi Alternatif Pinjaman Dana Cepat dan Mudah

    Butuh Pinjaman Dana Cepat? Untuk keperluan modal usaha, biaya pendidikan, dan keperluan lainnya? BFI Finance Solusinya!

    BFI Finance berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. BFI Finance menawarkan berbagai keuntungan untuk produk yang ditawarkan. Diantaranya yaitu:

    • Proses kredit cepat, 1-2 hari kerja

    • Plafon pinjaman tinggi hingga 85% dari nilai kendaraan

    • Jaringan luas dengan 340 cabang di seluruh indonesia

    • Perusahaan pembiayaan terbaik & terpercaya di Indonesia (sudah terverifikasi oleh OJK)

    Informasi lebih lanjut dapat Anda temui melalui laman web di bawah ini:

     

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motorbpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

  • judi

    Multi Level Marketing (MLM): Tujuan, Ciri, dan Contohnya


    Bisnis MLM adalah salah satu bisnis yang dianggap kontroversial di Indonesia. MLM atau Multi Level Marketing adalah sebuah strategi pemasaran dengan skema piramida yang terdiri dari anggota upline dan downline.

    Meskipun bisnis ini kerap dianggap tidak baik dan patut dihindari, nyatanya strategi bisnis yang satu ini tidak selamanya buruk. Apa itu bisnis MLM dan bagaimana cara kerjanya? Mari kita simak ulasan berikut ini.

    1. Apa Itu Multi Level Marketing (MLM)

    Multi level marketing atau yang lebih dikenal dengan sebutan MLM adalah strategi pemasaran berjenjang atau berantai. Bisnis ini banyak diminati kawula muda atau siapapun yang ingin memiliki pemasukan tambahan.

    Terlebih, caranya cukup mudah, fleksibel, dan tidak ada keterikatan waktu. Membuat banyak orang mudah tertarik dengan jenis bisnis yang satu ini.

    Dilansir dari Investopedia, bisnis MLM adalah strategi yang digunakan perusahaan tertentu untuk menjual produk secara langsung sekaligus merekrut anggota baru untuk ikut tergabung dalam kegiatan bisnis mereka.

    Anggota baru ini tentunya akan ditraining untuk menjadi bagian dari distributor yang mampu menjual produk dan mendapat komisi tambahan jika mampu mendapatkan anggota baru. Atau dengan kata lain para pelanggan atau pembeli bisa sekaligus menjadi penjual secara bersamaan.

    Di samping itu, untuk pendapatan yang ada biasanya berdasarkan kesepakatan dari persentase yang sudah diinformasikan di awal.

    Singkatnya, bisnis MLM adalah strategi pemasaran berfokus pada penjualan produk secara besar-besaran, melibatkan relasi yang luas, dan berjenjang.

     

    Baca Juga: Strategi Pemasaran Produk : Alasan dan Hal yang Perlu Dipertimbangkan

     

    2. Istilah-Istilah dalam Bisnis MLM

    Multi level marketing (MLM) memiliki beberapa istilah yang perlu Anda ketahui, antara lain sebagai berikut ini.

    Anggota baru yang diperoleh oleh recruit dan bisa juga diartikan sebagai anggota baru yang dibawa oleh downline lainnya. Sebab, tidak ada keterbatasan bagi anggota baru untuk merekrut anggota baru lainnya.

    Istilah yang digunakan untuk menyebut anggota lama atau yang sudah lama bergabung dengan posisi lebih tinggi.

    Rencana bisnis secara menyeluruh, di dalamnya mencakup promosi dan komisi.

    Yakni pihak tertentu yang diajak bergabung ke dalam bisnis ini untuk dijadikan sebagai sponsor atau pemilik modal.

    Anggota atau member baru yang direkrut sponsor atau pemilik modal.

    Bisa diartikan sebagai rencana kompensasi, namun maknanya lebih kepada pembagian komisi yang akan diperoleh dari penjualan.

    Istilah-istilah di atas merupakan istilah yang paling umum ditemui dalam dunia bisnis MLM.

    3. Tujuan Multi Level Marketing

    Multi level marketing bertujuan untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dari penjualan produk. Hal ini dikarenakan pemasukan atau profit yang ada bergantung pada banyaknya penjualan yang berhasil dilakukan.

    Menerapkan strategi ini dapat memangkas biaya untuk promosi atau iklan. Karena bentuk promosi yang berjualan lebih banyak dilakukan oleh para anggota yang tergabung.

    Ini cukup masuk akal mengingat para anggotanya akan berusaha menjual sebaik mungkin untuk mendapat komisi besar. Adapun cara promosi yang paling menonjol dalam bisnis MLM ini yaitu word of mouth atau dari mulut ke mulut.

    4. Kelebihan dan Kekurangan Bisnis MLM

    multi level marketing (MLM)

    Image Source: Freepik

    Setiap strategi bisnis pada dasarnya memiliki kelebihan maupun kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan yang ada pada bisnis multi level marketing sebagaimana yang telah kami rangkum dari situs Lead MLM Software.

    3.1 Kelebihan Multi Level Marketing

    1. Menawarkan Peluang Bagi Para Pengusaha

    Multi level marketing adalah strategi bisnis yang tidak memerlukan banyak modal untuk menjalankannya. Anda bisa membuat produk sendiri dan menjualnya lewat bisnis MLM atau menjadi distributor dan mendapatkan keuntungan dari setiap produk yang terjual maupun dengan cara mengajak orang lain tergabung ke dalam bisnis ini.

    2. Strategi yang Hemat Biaya

    Melalui MLM Anda bisa menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Ini dapat terjadi karena cara kerja MLM yang terbagi ke dalam beberapa lapisan dan para distributor bekerja secara independen.

    3. Jadwal yang Fleksibel

    Setiap anggota yang tergabung ke dalam multi level marketing bisa bekerja kapan saja. Hal ini dapat menyesuaikan dengan kenyamanan diri sendiri maupun menyesuaikan dengan target konsumen. Bekerja di mana saja dan kapan saja.

    4. Membantu Mengembangkan Keterampilan Komunikasi

    MLM adalah strategi penjualan dan pemasaran yang mengharuskan anggotanya untuk bertatapan langsung dengan calon konsumen. Hal ini tentunya dapat membantu para anggota untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang mereka miliki. Keterampilan komunikasi yang baik akan sangat berguna untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.

    5. Bimbingan

    Multi level marketing sebagaimana dengan namanya terdiri dari berbagai lapisan anggota. Adanya lapisan ini memungkinkan para anggota memperoleh bimbingan atau mentorship dari berbagai orang yang lebih berpengalaman dan mendatangkan banyak keuntungan.

    3.2 Kekurangan Multi Level Marketing

    1. Ancaman Penipuan

    Bisnis MLM sangat marak dimana-mana dan tidak sedikit para pelaku nakal yang dengan sengaja menipu orang-orang, menjadikannya banyak orang takut dan waspada untuk bergabung ke dalamnya. Hal tersebut tentu dapat mengancam keberlangsungan bisnis yang ada.

    2. Pendapatan MLM yang Rendah

    Pendapatan yang diperoleh dari MLM terbilang rendah. Persaingan tinggi antara perusahaan MLM menjadikan para anggota kesulitan untuk mendapatkan keuntungan. Terlebih jika anggota yang tergabung di dalamnya cukup sedikit.

    3. Tingkat Pertumbuhan Lambat

    Perlu waktu yang tidak sebentar bagi perusahaan MLM untuk mendapatkan keuntungan dan menjadi sukses. Pasalnya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengajak orang bergabung dengan bisnis ini. Belum lagi harus menghadapi bisnis MLM lain yang sudah muncul terlebih dahulu.

    4. Penolakan dari Masyarakat

    Kebanyakan masyarakat sudah terlanjur memiliki pandangan yang negatif terhadap bisnis MLM, sehingga membutuhkan waktu yang lama serta pengorbanan yang besar untuk membangun kepercayaan dari masyarakat.

    5. Kurangnya Pelatihan dan Dukungan

    Dalam multi level marketing, para anggota tidak diwajibkan untuk menjadi seorang profesional, semua bergantung pada kemauan dan motivasi yang dimiliki. Meskipun mendapatkan mentorship dari para atasan, anggota yang baru bergabung dibiarkan untuk mencari cara sendiri jika ingin naik level atau memperoleh banyak keuntungan.

    4. Ciri-Ciri Bisnis MLM yang Baik

    Setelah Anda mengetahui pengertian dari bisnis MLM atau Multi Level Marketing, inilah ciri-cirinya untuk memudahkan Anda dalam membedakannya dengan jenis bisnis yang lain:

    1. Produk atau Jasa yang Ditawarkan Jelas

    Bisnis MLM yang baik dan legal memiliki produk yang jelas. Sebab, produk inilah yang menjadi sumber utama profit suatu badan usaha atau perusahaan. Jadi, sebelum Anda tergabung dalam bisnis ini pastikan untuk mengetahui secara detail barang atau jasa apa yang ditawarkan.

    2. Badan Usaha Resmi Terdaftar

    Setiap perusahaan haruslah memiliki badan usaha yang jelas, terlepas dari strategi penjualan yang dilakukan berupa MLM atau lainnya.

    Bisnis MLM yang legal sudah terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) dan biasanya berbadan hukum Perseroan (PT) atau CV. Alamat perusahaan dan informasi lainnya pun tertera jelas.

    3. Harga Produk Masuk Akal

    Perusahaan yang menerapkan strategi bisnis MLM tidak akan mematok harga yang kelewat mahal ataupun murah. Harga yang tercantum sesuai dengan kualitas yang ditawarkan, jikalau ada reseller yang menjualnya dengan harga berbeda, harga tersebut tidak serta merta jomplang atau berbeda jauh dengan distributor.

    4. Komisi yang Dijanjikan Sesuai

    Bisnis MLM yang baik adalah bisnis yang memberikan besaran komisi sesuai dengan kesepakatan di awal. Komisi yang didapat berbentuk uang dan dibayarkan secara konsisten.

    Jika perusahaan memberikan produk alih-alih uang sebagai komisinya, sebaiknya Anda patut mencurigai hal ini.

    5. Anggota Saling Membimbing

    Dalam bisnis MLM terdapat Upline dan Downline, Upline sebagai senior atau anggota dengan jabatan tinggi tidak akan sungkan untuk membimbing bawahannya atau anggota yang baru bergabung.

    Sama halnya dengan downline, anggota baru bisa saling membimbing rekan sesama anggota. Bimbingan yang ada dalam kegiatan bisnis bisa sangat bervariatif. Misalnya diadakan pelatihan atau training, tips dan trik marketing, dan lain sebagainya yang akan sangat berguna untuk memperoleh penjualan tinggi.

    5. Contoh Bisnis MLM di Indonesia

    Berikut ini beberapa contoh bisnis yang menerapkan strategi multi level marketing legal yang cukup terkenal di masyarakat.

    1. Tupperware

    2. Herbalife Nutrition

    3. Oriflame

    4. Young Living

    Sobat BFI, demikian informasi mengenai Multi Level Marketing (MLM): Tujuan, Ciri, dan Contohnya [Lengkap!]. Mudah-mudahan informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam membedakan MLM legal dan abal-abal.

    Butuh pinjaman dana cepat untuk berbagai kebutuhan? BFI Finance siap membantu Anda!

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko