• judi

    Adab Makan dan Minum dalam Islam: Manfaat dan 12 Tata Caranya


    Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Namun, tahukah Anda bahwa makan dan minum juga memiliki adab atau tata cara yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam? Adab makan dan minum bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan, melainkan merupakan bagian dari ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab berarti sopan santun, budi pekerti, atau tata krama. Dalam konteks Islam, adab adalah perilaku yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, baik dalam hal ucapan, perbuatan, maupun sikap. Adab makan maupun minum adalah tata cara makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui hadist-hadistnya.

    Ada begitu banyak manfaat yang dapat kita rasakan saat mengamalkan adab, baik secara fisik maupun spiritual. Secara fisik, adab makan dan minum dapat membantu kita menjaga kesehatan tubuh, menghindari penyakit, dan mengoptimalkan fungsi pencernaan. Secara spiritual, adab makan maupun minum dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT, meningkatkan keimanan, dan menghapus dosa.

    Selain itu, adab juga merupakan bentuk penghormatan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat makanan dan minuman kepada kita. Dengan mengikuti adab yang ada, kita menunjukkan rasa syukur, ketaatan, dan cinta kepada Allah SWT. 

    1. 12 Adab Makan dan Minum dalam Islam

    Berikut ini adalah 12 adab makan dan minum dalam Islam yang sebaiknya kita ikuti.

    1.1 Mencuci Tangan

    Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah adab makan dan minum yang pertama. Hal ini bertujuan untuk membersihkan tangan dari kotoran, debu, atau bakteri yang bisa masuk ke dalam tubuh saat makan. Selain itu, mencuci tangan juga merupakan bentuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia mencuci tangannya terlebih dahulu.” (HR. Abu Dawud)

    1.2. Membaca Basmalah

    Membaca basmalah atau bismillahirrahmanirrahim sebelum makan adalah adab yang kedua. Hal ini dimaksudkan untuk mengawali segala sesuatu dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan membaca basmalah, kita mengakui bahwa segala nikmat berasal dari Allah SWT dan kita memohon berkah dari-Nya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia membaca bismillah. Jika ia lupa membacanya di awal maka hendaklah ia membaca bismillahi fi awwalihi wa akhirihi (dengan nama Allah pada awalnya dan akhirnya).” (HR. Tirmidzi)

    1.3. Berdoa Sebelum Makan

    Berdoa sebelum makan adalah adab makan dan minum yang ketiga. Hal ini bertujuan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT dari segala hal yang tidak baik atau tidak halal dalam makanan. Selain itu, berdoa sebelum makan juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia berdoa: ‘Allahumma barik lana fiima razaqtana waqina adzaba al-nar (Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka).’” (HR. Abu Dawud)

    1.4. Disarankan Untuk Tidak Menggunakan Peralatan Perak atau Emas

    Selanjutnya yakni menghindari penggunaan alat makan yang terbuat dari perak atau emas. Hal ini sangat dianjurkan untuk menghindari sifat sombong, riya, atau boros dalam makan. 

    Di sisi lain, menggunakan peralatan perak atau emas saat makan juga merupakan bentuk menentang sunnah Rasulullah SAW yang selalu bersahaja dan sederhana.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa yang minum dengan bejana emas atau perak maka sesungguhnya ia telah memasukkan api neraka ke dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    1.5. Mengonsumsi Makanan Halal

    Adab makan dan minum yang kelima adalah mengonsumsi makanan halal. Sebagai muslim yang taat, mengonsumsi makanan yang halal tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh dan jiwa, namun juga menghindari dari segala hal yang haram, najis, atau berbahaya. 

    Mengonsumsi makanan halal merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT yang telah menetapkan apa yang halal dan apa yang haram bagi hamba-Nya.

    Allah SWT berfirman:

    “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

     

    Baca Juga: Sukses dan Berkah, Ini 8 Cara Berdagang dalam Islam yang Dianjurkan

     

    1.6. Makan Secukupnya

    Seringkali kita tidak pernah merasa puas atas apa yang kita miliki maupun konsumsi. Dalam adab makan dan minum, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk makan secukupnya.

    Dengan mengonsumsi makanan dan minuman secukupnya niscaya kita dapat menjaga keseimbangan tubuh dan menghindari sifat rakus, tamak, atau berlebihan dalam makan.

    Anjuran makan dan minum secukupnya ini termasuk ke dalam sunnah Rasulullah SAW yang baik untuk diamalkan sebagai beliau selalu menjaga porsi makannya.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Tidaklah manusia mengisi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada pilihan lain maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi)

    1.7. Menghidangkan Makanan dengan Benar

    adab makan dna minum

    Image Source: Pexels.com/Monstera

    Menghidangkan makanan dengan benar adalah adab yang ketujuh. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan keramahan kepada tamu atau anggota keluarga yang akan makan bersama kita.

    Tidak hanya itu saja, adab menghidangkan makanan dengan benar merupakan sunnah Rasulullah SAW yang selalu memperhatikan etika dalam menyajikan makanan.

    Rasulullah SAW pernah bersabda yang berbunyi;

    “Apabila salah seorang di antara kalian menghidangkan makanan kepada saudaranya maka hendaklah ia memberinya sesuatu dari bagian tengahnya karena di situ terdapat berkah.” (HR. Muslim)

    1.8. Makan dengan Tangan Kanan

    Sejak kecil kita diajarkan oleh kedua orangtua untuk senantiasa makan dengan tangan kanan. Hal ini ternyata merupakan bagian dari adab makan dan minum dalam Islam.

    Pasalnya, Rasulullah SAW yang selalu menggunakan tangan kanannya dalam segala hal kebaikan, termasuk makan dan minum. Selain itu, makan dengan tangan kanan juga merupakan bentuk menjauhi tangan kiri yang biasa digunakan untuk membersihkan najis.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan maka hendaklah ia menggunakan tangan kanannya karena sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

    1.9. Tidak Makan Sambil Berdiri

    Larangan untuk tidak makan sambil berdiri ada bukan karena tanpa sebab. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari gangguan pencernaan akibat posisi tubuh yang tidak stabil saat makan.

    1.10. Tidak Meniup Makanan Maupun Minuman Panas

    Adab makan dan minum yang kesepuluh adalah tidak meniup makanan dan minuman yang masih panas. Hal ini tujukan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kuman atau bakteri yang bisa keluar dari mulut saat meniup. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.

    “Janganlah kalian meniup dalam bejana (minuman) atau dalam makanan.” (HR. Abu Dawud)

    1.11. Usahakan Makan Bersama

    Makan bersama dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kecintaan antara sesama muslim. Tentunya, hal ini juga merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW.

    “Makanlah bersama-sama dan janganlah berpecah belah karena sesungguhnya berkah itu ada pada orang-orang yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

     

    Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak dalam Islam, Calon Orangtua Wajib Tahu!

     

    1.12. Mengambil Makanan yang Telah Jatuh

    Mengambil makanan yang telah jatuh ternyata merupakan bagian dari adab makan dan minum dalam Islam. Hal ini dilakukan sebagai perwujudan dari sikap menghargai makanan dan tidak membuang-buang nikmat Allah SWT. Selain itu, mengambil makanan yang telah jatuh juga merupakan bentuk menghapus pengaruh syaitan yang ingin merusak atau mencampuri makanan kita.

    “Apabila salah seorang di antara kalian menjatuhkan sepotong makanannya maka hendaklah ia mengambilnya kemudian membersihkannya dari kotorannya lalu memakannya dan janganlah ia meninggalkannya untuk syaitan.” (HR. Muslim)

    Sobat BFI, itulah pembahasan terkait adab makan dan minum dalam Islam. Jangan lupa untuk mengikuti adab-adab tersebut agar kita senantiasa mendapatkan berkah dari Allah SWT dan menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Nya.

    Butuh tambahan dana untuk berbagai keperluan? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance saja! Solusi pembiayaan syariah mulai dari pembiayaan multiguna, pembelian mobil bekas, pendidikan, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

  • judi

    10 Adab Menerima Tamu dalam Islam yang Perlu Diketahui


    Adab menerima tamu dalam Islam adalah nilai-nilai dalam agama yang perlu diamalkan sebagaimana menerima tamu adalah salah satu bentuk silaturahmi yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara menerima tamu dengan baik dan sesuai dengan adab Islam. Padahal, menerima tamu dengan baik adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan kebaikan kepada sesama muslim.

    Oleh karena itu, di kesempatan kali ini Tim BFI Finance akan mengulas mengenai apa saja adab menerima tamu dalam Islam agar kita senantiasa menjadi tuan rumah yang baik dan mampu menjaga tali silaturahmi. Yuk, simak selengkapnya di artikel yang satu ini!

    1. 10 Adab Menerima Tamu dalam Islam

    Sobat BFI, berikut ini 10 adab menerima tamu dalam Islam yang sebaiknya Anda ketahui.

    1.1. Mengucapkan Selamat Datang atau Salam Kepada Tamu

    Adab menerima tamu yang pertama adalah mengucapkan selamat datang atau salam kepada tamu yang berkunjung ke tempat kita. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai kehadiran tamu dan menyambutnya dengan hangat.

    Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang datang ke rumah kalian, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Jika ia diberi izin untuk masuk, maka hendaklah ia masuk. Jika ia tidak diberi izin, maka hendaklah ia kembali.” (HR. Muslim).

    Dengan mengucapkan salam, Anda juga memohon perlindungan Allah SWT untuk tamu Anda dari segala keburukan. Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah doa yang meminta keselamatan.” (HR. Ahmad).

    1.2. Menyambut Tamu dengan Senyuman

    Kedua, pastikan untuk menyambut tamu dengan senyuman. Senyum adalah sedekah yang mudah dan murah, namun memiliki dampak yang besar.

    Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu meremehkan sesuatu kebaikan walaupun hanya sekedar menemui saudaramu dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim).

    Dengan menyambut tamu dengan senyuman, Anda menunjukkan bahwa Anda senang dengan kedatangannya dan senantiasa membuat mereka merasa nyaman dan dihargai. Senyuman juga bisa mencairkan suasana dan membangun hubungan yang baik antara dua belah pihak.

    1.3. Menerima Tamu Ketika Ada Mahramnya

    Adab menerima tamu yang ketiga dan tidak boleh Anda sepelekan adalah ketentuan dalam menerima tamu dimana Anda disarankan untuk menerima tamu ketika ada mahramnya. Mahram adalah orang-orang yang haram dinikahi karena hubungan darah, susuan, atau perkawinan.

    Hal ini penting untuk menjaga kehormatan dan kesucian antara Anda dan tamu, terutama jika tamu Anda adalah lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali ada mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan menerima tamu ketika ada mahramnya, Anda juga menghindari fitnah dan syubhat yang bisa merusak hubungan Anda dengan tamu sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Hati-hatilah dari syubhat (sesuatu yang diragukan), karena syubhat lebih berbahaya daripada haram.” (HR. Tirmidzi).

    1.4. Berpakaian Rapih dan Sopan

    Berikutnya yakni usahakan untuk menerima tamu dengan pakaian yang rapih dan sopan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu yang datang. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).

    Dengan berpakaian rapih dan sopan, Anda juga menunjukkan bahwa Anda menjaga aurat Anda dan tidak menimbulkan fitnah bagi tamu Anda.

    Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap masjid.” (HR. Abu Daud).

    1.5. Ajak Tamu Untuk Duduk dengan Nyaman

    Adab menerima tamu yang kelima adalah mengajak tamu untuk duduk dengan nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan kesejahteraan tamu Anda dan ingin memberikan kenyamanan kepadanya.

    Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memberikan tempat duduk yang baik kepada tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan mengajak tamu untuk duduk dengan nyaman, Anda juga menunjukkan bahwa Anda menghargai waktu dan kesempatan yang diberikan oleh tamu Anda untuk bersilaturahmi dengan Anda. 

     

    Baca Juga: Adab Makan dan Minum dalam Islam: Manfaat dan 12 Tata Caranya

     

    1.6. Perhatikan Kebersihan dan Kerapihan

    Hal keenam yang harus Anda perhatikan adalah memperhatikan kebersihan dan kerapihan. Ini dimaksudkan agar tamu yang datang tidak merasa jijik maupun kurang nyaman dengan kondisi tempat tinggal Anda.

    Dengan memperhatikan kebersihan dan kerapihan, Anda juga menunjukkan bahwa Anda mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang selalu menjaga kebersihan dan kerapihan diri dan rumahnya.

    1.7. Bersikap Ramah dan Sopan

    Adab Menerima Tamu

    Image Source: Pexels/PNW Production

    Untuk adab menerima tamu yang ketujuh Sobat BFI dianjurkan untuk bersikap ramah dan sopan terhadap tamu yang datang. Ini merupakan cerminan seseorang yang berakhlak baik, tidak sombong atau kasar kepada tamu.

    Sebagaimana sabda yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    1.8. Hormati Privasi Tamu

    Selanjutnya yaitu memastikan bahwa Anda menghormati privasi tamu. Jangan pernah berusaha untuk mengusik, mengganggu, atau bahkan menyusahkan tamu untuk hal-hal yang tidak perlu atau tidak penting.

    Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kamu saling memata-matai, saling mencari-cari aib, saling membenci, saling berputus asa, saling membelakangi, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim).

    Dengan menghormati privasi tamu, Anda juga menunjukkan bahwa Anda tidak ingin melanggar hak-hak tamu Anda atau menyebarkan rahasia-rahasia mereka tanpa izin mereka. “Barangsiapa yang menjaga rahasia saudaranya, maka Allah akan menjaga rahasianya.” (HR. Ahmad).

    1.9. Menjamu Tamu dengan Baik

    Adab menerima tamu dalam Islam yang kesembilan adalah menjamu tamu dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Anda bermurah hati dan ingin memberikan yang terbaik kepada tamu Anda.

    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memberi makanan kepada tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    1.10. Mengantarkan Tamu Saat Pulang

    Terakhir yakni mengantarkan tamu saat pulang sebagai bentuk Anda menghormati tamu dan tidak ingin meninggalkannya begitu saja.

    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengantarkan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Dengan mengantarkan tamu saat pulang, Anda juga menunjukkan bahwa Anda berterima kasih kepada tamu Anda atas kunjungannya dan ingin menjaga hubungan yang baik dengan mereka. 

    Sobat BFI, demikian ulasan mengenai adab menerima tamu dalam Islam yang sebaiknya kita amalkan dalam keseharian kita sebagai pemeluk agama Islam. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

    Butuh pinjaman multiguna yang mudah, cepat, aman, dan sesuai dengan syariat Islam? Ajukan pembiayaan syariah di BFI Finance!

    BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan terpercaya yang menawarkan berbagai produk pinjaman multiguna sesuai dengan kebutuhan Anda. Salah satu produk andalan kami adalah pembiayaan syariah dengan fitur tanpa denda dan tanpa penalti.

    BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko